Rabu, 28 Januari 2009

PUISI

LUKISAN TANPA WARNA

-: adik eng, yoyo, dea, ocha dan ripan


kuas yang akan melukis di danau

keabadian cintamu

belum tuntas mewarnai sketsa pergolakan


tetaplah dijaga walau dengan selendang

yang kau petik dari keangkuhan gelombang

peradaban dan mengotori tanah adat

dengan jemari hati

kucium lukisan dengan sebaris

mantra kelanggengan

karena menurutku musim akan

segera datang lalu mewarnainya

dindaku

tetaplah merangkul dengan segenap cinta kasih

pahat diriku dengan sehelai uban

setelah malam pengantinmu nanti

Bima 18/02/2002

KEMAS SYAIR CINTA

USAI PERJALANAN PANJANG

-:Mitha

syair cinta baru saja kurampung

dengan legenda telaga bidadari

pada pelepah bukit usai perjalanan panjang

ia telah kukemas rapi bersama

gelombang yang angkuh

tapi ia tidak sombong

sebelum sujud di tepi pulau

kuterima salam cinta yang kau kirim

lewat isyarat tanah

ia begitu syahdu merapat

hingga aku tidak ingin pulang sendiri

adinda

lembah yang membingkai pergolakan

tak mesti memberi salam terakhir

apalagi mengusung luka

tak terlampiaskan

karena di bukit itu

rumah dengan dinding syahadat sah milik kita


bajo pulau 17/03/2002


METAMORFOSIS PENGABDIAN


masih banyak rahasia yang akan ditafsirkan

sejak ziarah mulai kusanggupi


keterasingan membelah musim

menjadi metamorfosis pengabdian

dan tetap saja merangkul legenda

walau telah lama belajar menjadi rumput

sekedar memahami cuaca dan percakapan alam


kabari saja tentang pematang

yang akan kita pijaki wahai adinda

bukan sebuah potret palsu yang justru

tak mampu kita bawa pulang

Wawo 08/04/2002

PULANG BERLAYAR

Pulang berlayar

betapa perahu yang kusimpan di laut seberang

masih meretas misteri

namun sekarang tetap saja kutempuh

kendati lagu gelombang susah dijinakkan

dileher waktu kutahu ia tidak hanya belajar memahami

sandi yang aku selempangkan seorang diri

melainkan keangkuhan pria perkasa yang

selalu mengajak berdansa lalu

berlabuh

wahai adinda

topan itu terus memburu

menggilas sandaran

kendati kita tahu mereka pernah melepas kita

melaut bersama

tantang keangkuhan


Bima/13/05/2002

SAJAK BUAT MITHA I


meski telah kukalungi kau dengan ayat-ayat suci

disini hari tetap saja tak mampu membunuh cemburu

pada siapa ia akan ditaburkan ?

jejak masih membaca kegaiban

kendati kau pernah mengunci

agar di rumah itu tidak ada lagi yang

mesti dipertentangkan

“ ilalang memang jahat, “ katamu

“ iya, tapi bukankah ia akan selalu tumbuh

mengotori rumah kita, “ kataku sembari mengajakmu

menata rencana tentang kerinduan akhir

Sape/25/05/02

SAJAK BUAT MITHA II

Di atas bus dalam perjalanan pulang

tak akan pernah aku pahami

kalau saja percakapan kita

mendulang kabut tengah hari

sebab, meski tak cukup kuat landasan

perjalanan untuk mementalkan

rimba gelap itu

kita akan tetap sanggupi

menyalakan lampu-lampu

karena, kutahu gerimis subuh nanti

akan lekas kita jamu dengan syahadat

sebagai kado perjumpaan

mitha, kita tak hendak dibusur

gelap ditengah jalan

kendati isyarat kabut memahat di kaca jendela

Bima/19/06/02

SAJAK BUAT MITHA III


-:selamat ulang tahun

komedi romawi tentang pujangga yang ajaib

belum lama kutanggalkan

dari puncak misteri,

kendati badai di pematang usia merajut buih

penjelajahan dari katedral

sekedar membunuh kejemuan

belum mampu menjawab,- akankah langit lekas

bertobat dan bersujud ?

kegaiban masih paripurna,adinda

sedangkan sebuah situs kelanggengan

tetap kumaknai bahwa jalan ini memang

masih misteri

Bima/06/09/02


MALAM SALJU


sejak alfatiha merangkum tangga

penuntun nadi

mendebulah asap di bumi sendiri
yang telah mewajahi
menggetarlah ayat-ayat yang selalau
merakusi
pena malaikat rakib

sejak alfatiha merangkum getar nadi
melumpuhlah pembual
kebenaran abadi
merangkaklah penghamba
berhala-berhala zaman

sejak alfatiha
merangkul tangga nadi
betapa gemetar nadi bumi
oleh cahaya abadi

bima, 7/01/2000



NOSTALGIA I

-: Atm SJ

sungguh belum cukup separoh

dari senja yang kita tuju

kenapa tiba-tiba saja

musim mengganti rencana kita

tak serius membingkai

hingga kita terpadu rindu

Bima/22/02/99



NOSTALGIA II

telah lama aku membantu karang

dalam kamar kita ini, sayang

sunyi terus meruncing saja

percintaan kita dimusim penghujan kemarin

hanya berlayar saja pada kedua keningku

“ aku mungkin akan menjemputmu

di musim penghujan esok, “

telegrammu yang telah aku terima pagi tadi

“ semoga saja terkabul.”

do’aku mendamba

Bima/16/03/99


TAPI AKU, TAK MENDAMBA

TIDAK BUATMU


“ tapi aku tak mendamba,tidak buatmu”

engkau menuntasi aku

dari lingkaran sepotong bulan

yang mencicini

bumi batang diri


Bima/12/05/99






Tidak ada komentar: